Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat Datang di Blog Moslem Youth Club Tanjungbalai

Wahana Pelajar Muslim Kota Tanjungbalai.
Semoga bermanfaat..
.

Myclub Tanjungbalai

Myclub Tanjungbalai
Logo

Minggu, September 26, 2010

MY Club Kota Tanjungbalai Gelar Halal Bi Halal Bersama Dewan Pendidikan dan Pelajar se Kota Tanjungbalai



Tanjungbalai, Jumat (23/9) Moeslem Youth Club (MY Club) Kota Tanjungbalai menggelar Halal Bi Halal Bersama Dewan Pendidikan dan Pelajar se Kota Tanjungbalai Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan MY Club Kota Tanjungbalai bagi para Pelajar dan Pemuda. Kegiatan yang berlokasi di Gedung IPHI jalan Gaharu Tanjungbalai yang masih dalam suasana bulan syawal menyuguhkan tema ”Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah Menuju Generasi Rabbani yang berprestasi” diharapkan dapat lebih mempererat hubungan silaturahim antara sesama.

Acara yang di hadiri ratusan pelajar dari berbagai SMP, dan SMU/SMK se Kota Tanjungbalai di buka oleh Ketua MYCLUB Kota Tanjungbalai, Hermansyah Siregar, S.Pd yang kemudian di isi dengan Talkshow. Hadir sebagai Pemateri Talkshow yaitu Drs.H.Arifin yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kota Tanjungbalai, serta Andi Pranata. Para pembicara menyambut baik kegiatan ini. Ketua Dewan Pendidikan memberikan nasehat kepada para peserta agar tetap rajin menuntut ilmu, terutama generasi muda. ”Berilmu, beramal dan berdoa” itulah kesimpulan yang beliau sampaikan.

Sementara Andi Pranata selaku Dewan Pimpinan Pusat MY Club juga menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang pelajar yang berprestasi harus mengoptimalkan potensi kita diantaranya, potensi akal, keilmuan, keahlian dan fisik.

Di sesi terakhir acara dilanjutkan dengan tanya jawab, di pandu oleh Sukri Daud, S.Pd mendapat sambutan antusias oleh para peserta ditutup dengan makan bersama yang diselingi hiburan Team Nasyid Accapella SMA 3 Tanjungbalai.

Selasa, September 07, 2010

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431H

Keluarga Besar Pengurus MOESLEM YOUTH CLUB TANJUNGBALAI


mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1431 H



"Mohon Maaf Lahir&Bathin"

Semoga Allah menjadikan kita semua insan yang benar-benar meraih Kemenangan. Amin

Minggu, Agustus 22, 2010

Sanlat with SMKN4 & SMPN 1 Tg.Balai.... SUPERRR! "Be the best Generation!"

Moeslem Youth Club Tanjungbalai menggelar Ramadhan Student Camp atau yang lebih populer dengan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan di SMKN4 dan SMPN 1 Tanjungbalai.
10 hari awal Ramdhan 1431H begitu terasa mengasyikkan.
Di SMKN4 Tg.Balai kegiatan sanlat di gelar tanggal 13-15 Agustus 2010, dan untuk di SMPN1 Tg.Balai acara tersebut berlangsung juga selama 3 hari yakni mulai tanggal 16-18 Agustus 2010. ALHAMDULILLAH semua kegiatan berjalan dengan lancar.


Termin petama d SMKN4 Tg.Balai, para pelajar begitu antusias mulai dari acara pembukaan sampai dengan acara penutupan, apalagi di ajang kreativitas...wah seruuuuuu...abiz, karena ternyata para pelajar SMKN4 memiliki bakat luar biasa dan semangat yang SUPER! Gimana enggak.., untuk mencapai sekolah mereka harus menempuh perjalanan yang jauh yang penuh dengan perjuangan... SEI DAUN nama lokasinya, sekolahnya berada di kanan-kiri hutan... wah, pertualangannya seru pokoknya!


Di SMPN 1 Tg.Balai (SPENSA),hari pertama acara dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Aulia Farhan siswa Kelas VII-7 SMP Negeri 1 Tanjungbalai. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua My Club : Hermansyah Siregar, S.Pd
Didalam kata sambutannya, dia mengatakan metode sanlat yang akan di adakan adalah “Belajar Sambil Bermain” dan “Bermain Sambil Belajar”. Tapi dengan catatan “Tidak Boleh Mempermainkan Pelajaran.” Dalam sambutannya juga, diperkenalkan yel-yel selama mengikuti sanlat. Ketika di katakan “Apa kabar adek-adek?” Maka peserta sanlat menjawab dengan semangat :
“Tetap Semangat,
Dengan Pikiran Cerdas,
Hati yang Ikhlas,
Allahu Akbar…!”

Setelah itu, acara di lanjutkan dengan kata sambutan dari Kepala SMP Negeri 1 Tanjungbalai Bapak H. Dharma Khaldun, S.Pd, sekaligus membuka acara pesanteren kilat. Di dalam sambutannya, beliau mengatakan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun yang lalu. Tahun ini Spensa bekerjasama dengan My Club. Materi tahun ini lebih berfokus kepada “Bagaimana kita mengenal Allah dan Rasul-Nya dengan benar, sebab dengan demikian kita akan lebih mudah melaksanakan perintah-Nya.” Beliau berpesan, “Mari kita mengikuti kegiatan Pesantren Kilat ini dengan sebaik-baiknya.”
Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada My Club atas kerjasamanya. Kalau kegiatan seperti ini bermanfaat, mungkin akan dibicarakan lebih lanjut kegiatan-kegiatan yang sifatnya membawa manfaat yang lebih besar, lanjut beliau. Kemudian beliau di akhir sambutannya membuka secara resmi Pesantren Kilat Ramadhan 1431 H SMP Negeri 1 Tanjungbalai dengan mengucapkan basmallah….Bismillahirrahmanirrahim….Kemudian acara pembukaan sanlat di tutup dengan pembacaan do’a oleh Bapak Hasbullah.

Selama pelaksanaan sanlat, para peserta baik di SMKN4 dan SPENSA, semua terlihat sangat antusias mengikuti setiap materi yang diberikan kepada mereka. Materi yang diberikan pada sanlat tahun ini, diantaranya adalah :
1. Mengenal Allah dan Rasul
2. Mengenal Islam
3. Fiqh Thaharah dan Shalat
4. Peran Pemuda Islam
dan di tambah mengenal Al Qur'an untuk SMKN 4 tg.Balai

Di SMPN1, setiap satu materi selesai di berikan, peserta sanlat diberikan pendalaman materi dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok didampingi oleh instruktur dari My Club. Di dalam pendalaman materi, instruktur bersama peserta saling berdiskusi tentang materi yang telah diberikan.
Di sela-sela acara, My Club juga memberikan game-game indoor kepada peserta sanlat. Dimana games ini terdapat banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat di petik. Di antaranya perlunya kerjasama yang solid di antara kelompok, konsentrasi yang tinggi pada suatu masalah, dan lain sebagainya.

Di hari terakhir sanlat, masing-masing kelompok sanlat menampilkan kreatifitasnya melalui acara Ajang Kreatifitas. Ada yang bernyanyi, ada yang main drama, pokoknya keren deh…Ternyata banyak bakat-bakat yang terpendam nih…:-)
Kemudian acara ditutup dengan berbuka puasa bersama (ifthor jama’i) dengan guru-guru dan my club.

Akhir kata MY CLUB mengucapkan Terimakasih, Syukran Katsir wa Jazakumullah khairan katsiran kepada seluruh pihak terkait yang ikut berperan dalam menyukseskan kegiatan ini.
Dan berpesan untukmu wahai Pelajar Sejati...BE THE BEST GENERATION! Chayo!

Selasa, Juni 29, 2010

Jangan Hinakan Nikmat Allah


Hidup kadang tak ubahnya seperti untaian benang panjang yang punya dua warna. Silih berganti warna itu menghias untaian benang. Ada warna suka, ada duka. Benang akan tampak menarik ketika terhias suka. Dan, akan dibenci ketika warna duka terlalui.
Namun demikian, sebagian orang kadang lupa bahwa seperti itulah warna kehidupan. Mungkin, keterbatasan rasa manusia yang bahagia ketika suka. Dan sedih ketika duka. Tak jarang, keterbatasan itu pun menggiring pandangannya kepada Pembuat Hidup. Bahwa, suka adalah kemuliaanNya. Dan, duka adalah penghinaanNya.
Dalam surah Al-Fajr ayat 15 dan 16, Allah swt berfirman, “Ada pun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberiNya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanKu. Ada pun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku.”
Fakta takaran kemuliaan dan kehinaan dalam pandangan sebagian manusia berkait dengan seberapa besar anugerah Allah berupa kenikmatan. Semakin kaya seseorang, semakin besar kemuliaan yang ia terima. Dan semakin miskin seseorang, seperti itulah kehinaan yang Allah berikan.
Sebagian manusia mungkin merasa sulit untuk menterjemahkan bahwa hidup bukan dua takaran tadi. Teramat sulit buat mereka untuk menggunakan kacamata iman bahwa hidup adalah ujian. Dan ujian tidak melulu melekat pada satu warna. Dalam duka memang ada ujian. Pun, dalam suka ada ujian.
Penjelasannya begitu gamblang ketika Allah swt berfirman dalam surah Al-Anbiyaa ayat 35. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
Seperti itulah Thalut ketika sang komandan ini ingin mendapatkan bukti kualitas pasukannya. Ia tidak ingin para pejuangnya berorientasi hanya pada kesenangan hidup. Dan tidak lagi punya semangat ketika hidup tak lagi mampu memberikan kesenangan. Karena itu, mereka harus diuji.
Ujian pun dimulai. Orang yang berkualitas biasanya akan menangkap sebuah isyarat tes. Terlebih ketika kisi-kisi tes itu sudah digambarkan begitu jelas: ketika kita melalui sungai, dilarang meminum airnya kecuali dengan cidukan tangan. Penjelasan yang begitu jelas. Tapi, begitulah orang yang tak berkualitas. Penjelasan tinggallah penjelasan. Kelakuan tak juga berubah. Kenyataannya, sedikit sekali dari pasukan itu yang menikmati air sungai dengan cidukan tangan. Selebihnya, larut dalam kenikmatan. (Al-Baqarah: 249)
Jadi, ketika nikmat Allah diterjemahkan hanya dari satu sisi yaitu kesenangan, di situlah orang terjebak dalam kedangkalan nalarnya sendiri. Mereka akan bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, kepada Yang Maha Pencipta, atas segala nikmatNya. Namun, ketika anugerah menempati sisi lain yang tak sesuai harapan, syukur dan terima kasihnya lenyap. Syukurnya menguap bersama kecewanya: Allah menghinakan saya.
Padahal, cocok atau tidaknya sebuah harapan dengan kenyataan yang Allah berikan, kalkulasinya begitu luas. Mungkin, kita pernah kecewa ketika kereta yang kita kejar-kejar sehingga harus ditebus dengan lewatnya sarapan pagi, ternyata harus berlalu mendahului kita. Kita kecewa. Padahal, itulah nikmat Allah. Karena, kereta itu ternyata mengalami kecelakaan. Allah menyelamatkan kita dengan sesuatu yang sebelumnya kita anggap mengecewakan.
Kita mungkin pernah kecewa ketika calon suami atau isteri yang selangkah lagi akan syah menjadi pendamping, menyatakan pembatalan sepihak. Kita kecewa. Padahal, di saat itulah Allah sedang memberikan kebaikan. Karena ternyata, beberapa bulan kemudian sang calon meninggal dunia karena penyakit dalam yang kronis.
Kekecewaan-kekecewaan itu mungkin bisa dianggap wajar. Karena ada sesuatu yang belum kita peroleh. Dan sesuatu itu memang mahal. Bahkan, seorang Nabi Musa a.s. pun harus bersusah payah mendapatkan sesuatu itu. Dan sayangnya, ia sempat gagal di tengah jalan.
Pelajaran itu bisa kita lihat ketika Allah swt mengisahkan dua hambaNya yang mulia: Musa a.s. dan Khidr a.s. Dalam surah Al-Kahfi ayat 65 hingga 82, Allah swt. menggambarkan bagaimana Musa a.s. gagal menangkap maksud tiga tindakan yang tidak menyenangkan Khidr a.s. Yaitu, melubangi perahu-perahu nelayan, membunuh anak kecil, dan menegakkan dinding yang hampir roboh. Padahal, ketiga tindakan Khidr a.s. itu punya maksud yang amat baik. Di situlah Musa a.s. belajar tentang anugerah kebaikan dan keburukan.
Jadi, ridha atas segala sesuatu yang Allah berikan adalah pijakan awal dari lahirnya rasa syukur seorang hamba. Terhadap anugerah apa pun: besar atau kecil. Ridha dengan anugerah yang besar adalah kesiapan diri agar senantiasa menjaga amanah, agar nikmat tidak terselewengkan dalam maksiat. Dan ridha dengan yang kecil adalah kebersihan hati dari buruk sangka atas pemberian Allah.
Seorang sahabat Rasul pernah terperanjat ketika malam pertamanya tiba. Ia seperti hampir tak menerima kenyataan wajah isterinya. Ada keraguan terselip di situ. Bahkan, ketidaksukaan pun nyaris mendominasi hatinya. Seolah, hatinya bicara, “Ah, seperti inikah nikmat yang Allah berikan kepada saya?”
Namun, semua itu sirna seketika saat sang isteri mampu menangkap gelisah itu. Ia langsung membacakan sebuah ayat di surah An-Nisa. “Dan bergaullah dengan mereka (isteri-isteri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa: 19)
Ketika ridha menutup segala prasangka, syukur terungkap dengan seketika. Ia muncul dari hati yang dalam. Bersih tanpa pamrih. Lahir dari kesadaran bahwa tak seorang pun yang pernah dan akan memiliki sesuatu. Tak semua kesenangan melahirkan bahagia. Dan tak semua kesusahan membawa celaka. Semuanya pinjaman dari Allah. Dan akan kembali kepada-Nya pula.
Jangan hinakan nikmat Allah. Syukurilah anugerah Allah apa adanya. Justru, dalam keridhaan dan syukur itulah kenikmatan terasa ganda. Kita tidak sedang menikmati anugerah fisik saja. Melainkan, belaian kasih sayang Allah yang tak hingga. Nikmatilah warna-warni hidup. Karena hidup memang penuh warna. (m.nuh-dakwatuna)

Senin, Juni 28, 2010

Persiapkan Diri Jelang Ramadhan


Ramadhan adalah sebuah moment yang harus bisa disikapi secara arif dan bijaksana untuk setiap muslim. Karena Bulan Suci itu merupakan momentum up grad bagi pribadi seorang muslim.

Tak lama lagi, Bulan penuh MAGHFIRAH itu akan kita jelang..


Lalu sudah sejauh manakah persiapan yang kita tempuh saat ini?




Kuatkan Ruhani,
Jagakan jasmani,
Tingkatkan pengetahuan Islami,
Agar hati tetap bersih,
Agar raga tetap mumpuni,
Sehingga Amalan Ramadhan kan diterima Illahi Rabbi...



Semoga Rabb, Allah Azza wa Jalla menyampaikan kita pada Bulan Penuh Rahmat.

Senin, Mei 31, 2010

Selamat & Sukses Acara Pelantikan DPC MY CLUB


Alhamdulillah Pengurus DPC MY CLUB sudah dilantik.

Semoga Allah berkenan memberikan kemudahan agar kami dapat terus berkontribusi bagi Pelajar-Pelajar Tanjungbalai.


Pengurus MOSLEM YOUTH CLUB TANJUNGBALAI

Ketua: HERMANSYAH
Sekr: Adithya
Bend: Baity Khairummy

Div. PSDM
Koor: Juni P
Staff: Roslinga P, Fadlan, Hartina

Div. BAKRIE
Koor: Dewi Mulyana S
Staff: Sukri Daud, Sulaiman, Mardina, Heni Kurnia

Div. HUMAS
Koor: Noerhayati
Staff: Daniel Erya S, Tri Hand, Rini



Keep HAMASAH!

Jumat, Mei 07, 2010

depan


Depan

Dalam perjalanan di sebuah angkutan umum, seorang remaja tiba-tiba minta izin ke sopir untuk pindah tempat duduk. Remaja laki-laki belasan tahun ini merasa tidak keberatan berada jauh dari dua kakaknya yang duduk di bagian belakang. Ia begitu antusias di tempat duduk barunya, persis di samping sopir.
“Kenapa kamu pindah ke depan, Nak?” sapa seorang bapak yang juga menumpang angkot itu.
Belum lagi si remaja itu menjawab, sang bapak kembali berujar. “Bukankah di belakang atau tengah lebih nyaman daripada di depan? Kamu bisa duduk santai tanpa perduli kendaraan melaju seperti apa. Di sana, kamu lebih mudah tertidur!”
Sambil senyum, si remaja ini menoleh ke arah sang bapak. Ia mencoba ingin menjelaskan sesuatu.
“Saya ingin duduk di depan, karena ingin mendapatkan sesuatu yang tidak diperoleh oleh mereka yang di belakang,” ucap si remaja tampak tenang.
Tapi, yang dijelaskan menampakkan wajah penuh bingung. “Maksud anak ini apa, ya?” tanya si bapak lagi.
“Pak…,” lanjut si remaja. “Dengan duduk di depan, saya bisa menyiapkan diri dengan perjalanan yang akan saya tempuh. Kalau jalannya lurus, saya bisa mengira-ngira berapa lama perjalanan akan berakhir. Dan jika berkelok, saya bisa lebih dulu menyiapkan diri untuk keadaan di luar dugaan. Semua itu, tidak saya dapatkan jika saya duduk di tengah, apalagi belakang,” jelas sang remaja.
**
Jika mengibaratkan hidup yang kita lakoni ini dengan sebuah perjalanan, kemampuan dan kemauan untuk melihat ke depan merupakan nikmat tersendiri yang tidak diperoleh oleh mereka yang berpuas diri hanya melihat kanan-kiri, belakang, apalagi memejamkan mata untuk lari dari kenyataan yang ada.
Selain lebih bisa memaknai perjalanan hidup dengan segala suka citanya, kemampuan melihat ke depan perjalanan akan menyiapkan diri untuk siaga dengan suasana ‘kelokan’ jalan hidup yang belum diketahui.
Persis seperti yang diucapkan sang remaja, “Dengan melihat ke depan, saya bisa mendapatkan sesuatu yang tidak diperoleh oleh mereka yang pandangannya hanya di kanan-kiri, atau belakang.” (muhammadnuh@eramuslim.com)

Senin, April 26, 2010

Bismillahirrahmanirrahim

Salam Semangat!

Mengawali langkah dengan tegak, optimis terhadap hal yang dilakukan...
Berharap...
Semoga Rabb, Allah Azza wa Jalla akan memudahkan segala niat baik ini...
Amin ya Rabb



Wassalam

Keep Hamasah!

Author